Movie review score
5
Film diangkat dari kisah nyata di Jepang. Di sebuah kelas, murid-murid sedang menyajikan presentasi mengenai tokoh pahlawan mereka. Seorang anak laki-laki bernama Ronnie menceritakan tentang anjing kakeknya yang bernama Hachiko. Bertahun-tahun yang lampau, seekor anak anjing Akita tiba di Amerika dari Jepang . Di stasiun, anak anjing itu terlepas setelah kandangnya terjatuh dari gerbong barang, dan ditemukan oleh seorang dosen bernama Parker Wilson (Richard Gere). Parker langsung menyukai anak anjing itu. Setelah Carl penjaga stasiun menolak untuk mengurusnya, Parker membawanya pulang ke rumah. Di rumah, istri Parker yang bernama Cate (Joan Allen) keberatan suaminya memelihara anak anjing.
Hari berikutnya, Parker berharap pemilik anjing itu telah
menghubungi stasiun kereta api, namun ternyata pemiliknya yang sebenarnya tidak
muncul. Parker secara diam-diam mengajak anak anjing itu naik kereta api ke
kantor. Di kantor, Parker diberi tahu oleh seorang rekan yang orang Jepang
bernama Ken, bahwa tanda di kalung anak anjing itu dibaca sebagai Hachiko,
dalam bahasa Jepang, Hachiko berarti nasib baik. Parker lalu
memberi nama anak anjing itu, Hachi. Menurut Ken, Parker dan Hachi sudah
ditakdirkan untuk saling bertemu. Cate menerima telepon dari seseorang yang
ingin memungut Hachi. Namun Cate membiarkan suaminya memelihara Hachi setelah
melihat suaminya makin dekat dengan anak anjing itu.
Waktu berlalu, dan Hachi telah menjadi anjing setia
Parker. Meskipun demikian, Parker heran Hachi menolak untuk melakukan kebiasaan
normal seekor anjing seperti mengejar dan memungut bola. Ken memberi tahu bahwa
Hachi hanya akan mau mengambil bola untuk alasan yang istimewa. Suatu pagi,
ketika Parker berangkat kerja, Hachi menyelinap ke luar, dan mengikutinya
hingga sampai di stasiun kereta api. Hachi menolak ketika disuruh pulang hingga
Parker harus mengantarkannya pulang ke rumah. Sore itu, Hachi kembali pergi ke
stasiun, dan menunggu hingga kereta api yang dinaiki tuannya datang. Parker
akhirnya menyerah, dan membiarkan Hachi mengantarnya ke stasiun setiap hari.
Setelah kereta api tuannya berangkat, Hachi pulang sendiri ke rumah, tapi
ketika hari sudah sore, ia kembali lagi ke stasiun untuk menjemput. Kebiasaan
Hachi mengantar dan menjemput Parker berlangsung beberapa lama. Namun pada
suatu siang, Hachi menolak mengantar Parker yang ingin berangkat mengajar.
Parker akhirnya berangkat sendirian, tapi Hachi mengejarnya sambil membawa
bola. Parker terkejut, tapi senang Hachi akhirnya mau diajak bermain bola.
Parker tidak ingin terlambat mengajar, dan pergi juga walaupun dilarang Hachi
yang terus menggonggong. Siang itu, Parker yang mengajar sambil memegang bola
milik Hachi, terjatuh tak sadarkan diri, dan meninggal dunia.
Di stasiun, Hachi dengan sabar menunggu kedatangan kereta
api yang biasanya dinaiki tuannya ketika pulang, namun tuannya tidak juga pulang.
Dia menunggu, dan menunggu hingga Michael, menantu Parker membawanya pulang. Keesokan harinya, Hachi
kembali ke pergi ke stasiun dan menunggu tuannya. Ia menunggu sepanjang hari
dan sepanjang malam. Setelah suaminya meninggal, Cate menjual rumah mereka, dan
memberikan Hachi untuk dipelihara oleh anak perempuan Cate yang bernama Andy.
Hachi pindah ke rumah Andy yang tinggal bersama suami bernama Michael. Keduanya
memiliki bayi bernama Ronnie. Hachi tak lama kemudian lari untuk pulang ke
rumah tempat tinggalnya dulu. Ia lalu kembali menunggu tuannya yang tidak
kunjung pulang di stasiun. Hachi selalu duduk menunggu di tempat ia biasa
menunggu. Penjual makanan di stasiun bernama Jas merasa kasihan, dan memberinya
makan hot dog. Andy mencari-cari Hachi, dan menemukannya di stasiun.
Hachi diajak pulang, namun keesokan harinya dibiarkan untuk kembali pergi ke
stasiun.
Hachi mulai tidur di gerbong kereta yang rusak. Ia
berjaga menunggu tuannya sewaktu siang, dan hidup dari makanan dan air yang
diberikan oleh Jas dan seorang tukang daging. Pada satu hari, wartawan surat kabar bernama Teddy ingin tahu soal asal usul
Hachi. Ia bertanya apakah dirinya dibolehkan menulis cerita tentang anjing itu.
Setelah membaca artikel di surat kabar, orang-orang mulai mengirimi Carl uang,
dengan pesan agar uang tersebut dibelikan makanan untuk Hachi. Ken sahabat
Parker membaca artikel yang ditulis Carl, dan menyatakan kesediaan untuk
membayari biaya hidup Hachi. Walaupun Parker sudah setahun meninggal dunia, Ken
menyadari Hachi masih ingin dan merasa harus menunggu kepulangan tuannya, serta
berharap tuannya masih hidup.
Tahun demi tahun berlalu, dan Hachi masih tetap menunggu
di stasiun. Ketika mengunjungi makam Parker, Cate bertemu dengan Ken, dan
mengaku dirinya masih merasa kehilangan suaminya yang sudah meninggal sepuluh
tahun lalu. Cate lalu pergi ke stasiun tempat Hachi menunggu. Ia terkejut
melihat Hachi yang sudah tua, kotor, dan lemah, namun terus setia menunggu
tuannya. Ketika kembali ke rumah, Cate bercerita soal Hachi kepada Ronnie yang
sudah berusia 10 tahun. Malam itu, Hachi menunggu di tempatnya biasa menunggu,
tempatnya berbaring dan jatuh terlelap, bermimpi bertemu Parker.
Selesai sudah laporan Ronnie tentang Hachi kepada
teman-temannya sekelas. Kesetiaan Hachi menunggu Parker, kakek Ronnie,
menjadikan Hachi sebagai pahlawan selama-lamanya di mata Ronnie. Sore itu,
Ronnie berjalan-jalan bersama seekor anak anjing Akita di tempat kakeknya
pernah berjalan-jalan bersama Hachi.
Anjing Hachiko yang sebenarnya, lahir di Odate, Prefektur Akita, Jepang
pada tahun 1923. Setelah pemiliknya yang bernama Dr. Eisaburo
Ueno, seorang dosen di Universitas Tokyo meninggal dunia pada bulan Mei 1925,
keesokan harinya Hachi kembali menunggu kepulangan tuannya di Stasiun Shibuya.
Ia terus menunggu, dan menunggu hingga sembilan tahun berikutnya. Hachiko
akhirnya mati pada bulan Maret 1935. Patung Hachiko dari perunggu, kini dapat
dijumpai di tempatnya biasa menunggu, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo.
oooOOooo