Movie review score
5
Film ini mungkin jadi salah satu yang ingin saya tonton. Semalam
akhirnya saya pun punya waktu untuk menikmati film kolosal ini. Film yang
sangat bagus, megah… dan benar-benar memukau. Kisah lanjutan yang dikemas
dengan apik. Film ini menyuguhkan begitu banyak pemandangan indah. Peninsula
tempat Cair Paravel berada… wow.. I love the scenery.
Namun sepanjang film, saya justru kecewa. Hampir seluruh cerita
film berbeda dengan buku yang kubaca. Sebagai standing alone movie.. Prince
Caspian adalah karya yang spektakuler. Tapi sebagai adaptasi dari buku? I am
dissapointed. Apalagi seluruh penggambaran karaker tiap tokoh yang benar-benar
membuat kecewa.
Dibuka dengan perkelahian di stasiun kereta api antara Peter dan
teman-temannya, sesuatu yang agak janggal karena anak-anak Pevensie sepanjang 7
seri bukunya bukanlah orang-orang yang cepat emosi.. well kecuali Edmund
mungkin dan Eustace sepupu mereka yang sangat menyebalkan itu.
Namun sepanjang film kita akan melihat betapa Peter adalah seorang
anak dan mantan Raja Agung yang menuruti emosi, memiliki “kecemburuan”, merasa
tersaingi dan juga kemarahan. Semua terlihat natural memang. Tapi sayangnya
karakter ini justru tidak menunjukan betapa pandai, agung dan bijaknya Peter.
Buat yang baca buku… pasti deh kecewa. Peter di dalam buku tidak saja seorang
bijak, namun ia mampu mengendalikan keadaan. Penggambaran Susan, Lucy dan
Edmund tidak terlalu nyeleneh tapi tetap saja berbeda. Apalagi Caspian, yang
sepertinya bloon di awal dan kemudian tumbuh mature.. well both Peter dan Caspian
tampak seperti 2 raja bloon. Peter yang merasa jadi raja Agung mungkin merasa
tersaingi oleh Caspian. Sedangkan Caspian juga sepertinya mengalami hal
sebaliknya.
Dalam film, Caspian memang Pangeran yang tampan, yang melarikan
diri dari Miraz pamannya dan kemudian masuk hutan bertemu dengan penduduk
Narnia dan seperti baru menyadari kehadiran hewan yang bisa berbicara. Di buku,
Caspian sejak kecil sudah sering diceritakan mengenai kehadiran para Narnia dan
hewan yang bisa berbicara. Dan pelariannya memang bertujuan untuk bertemu
mereka. Katanya, ”Aku sudah mencari makhluk-mahluk seperti kalian seumur
hidupku.” Dan dari awal buku Caspian sudah meyakini tentang kekuatan Aslan dan
narnia lama.
Pertemuan antara Caspian dan Peter pun sangat berbeda. Di film digabarkan
ke-4 saudara Pevensie bertemu Caspian di hutan dan ada pertarungan antara ke-2
Raja, Peter dan Caspian. Di Buku, Caspian sengaja memanggil dan mengharapkan
kedatangan para penolong dari Narnia Lama. Peter dan Caspian tak pernah saling
iri. Peter bahkan mengatakan, ”Aku tidak datang untuk mengambil alih tempatmu,
tapi justru menempatkanmu disana”. Agung khan? Peter di film kok jadi seperti
raja tolol yang merasa disaingi oleh Caspian. Caspian sendiri menyambut Peter
dan Edmund dengan sangat terhormat. ”Yang mulia disambut dengan tangan
terbuka”. Tak ada keraguan, tak ada kekhawatiran, tak ada iri, dan merasa
tersaingi.
Susan, tak banyak yang berubah. Susan tetap seseorang yang logis
dan sarkas. Tapi disini Susan digambarkan begitu berani. Padahal di buku ada
moment dimana Susan mengakui ketakutannya di hadapan Aslan. Sementara Lucy,
well.. agak overated nih film ma tokoh Lucy. Sepertinya dia jadi central
smeuanya. Bahkan terlihat dia paling pinter. Waktu di awal kedatangan mereka
kembali di Narnia Lucy lah yang menyadari kalau mereka sdang berada di
reruntuhan Cair Paravel. Padahal di buku, Peter lah yang menyadari dimana
mereka berada. Namun lucy di film digambarkan sebagai gadis yang takut untuk
mengikuti Aslan. Padahal ada adegan paling penting yg jadi sentral cerita ini
yang dihilangkan. Di film Lucy bermimpi bertemu Aslan namun tak ada kelanjutan.
Di buku, Lucy memang bertemu Aslan di hutan malam itu, dan ia membangunkan
semuanya. Edmundlah yang mula-mula percaya dan meminta mereka mengikuti Lucy untuk
berjalan mengikuti pimpinan Aslan. Dalam perjalanan itu, satu per satu mereka
mulai melihat kehadiran Aslan. Setelah semua bisa melihat Aslan, mereka pun
berpencar. Lucy dan Susan mengikuti Aslan, Peter dan Edmund menemui Caspian.
Yang menyebalkan dari film ini adalah ketika Peter melakukan
kesalahan dengan menyerang Miraz sesuatu yang ga pernah ada di buku. Peperangan
itu ada sebelum duel Peter dan Miraz namun dipimpin oleh Caspian. Duel itu pun
bukan ide Caspian.. man ini film memuja Caspian banget. Duel itu justru
diusulkan Peter sebagai Raja Agung yang ingin menghindari pertempuran. Kok yah
di filmnya, si Peter kayak orang bloon yang ga pernah jadi Raja dan ga pernah
bertempur. Kekecewaan lain, saat Edmund membawa undangan dan mengkoreksi
pernyataan pangeran jadi Raja, again film ini menunjukan mereka hanya anak-anak yang
sedang bermain-main jadi Raja.
Di buku, kedatangan Edmund sudah disegani karena dia memancarkan
wibawa seorang Raja, dan berbicara layaknya Raja. Satu-satunya yang kusuka dari
film ini saat Edmund memusnahkan si penyihir putih….. Edmund yang memiliki
keteguhan hati.. jadi inget di salah satu buku, Edmund pernah menyebut.. aku
tau rasanya jadi seorang penghianat. Pengalaman yang membuat dia berubah jadi
dewasa dan bijak.
Yang sangat mengecewakan justru romansa antara Susan dan Caspian.
Penambahan yang benar-benar merusak karakter agung dari Caspian. Manusiawi tapi
orang akan terus ingat kalau cinta pertama Caspian adalah Susan dan mereka tak
bersatu karena Susan tidak akan kembali ke Narnia. Sangat mengganggu karena
cinta Caspian itu akan ditemukan di Voyage of the Dawn Trader saat ia menemukan calon
istrinya dalam perjalanan menuju ujung dunia.
Pesan film ini tentang percaya pada apa yang tak terlihat memang
sampai ke penontonnya sayangnya adegan utama saat Lucy melihat Aslan dan
kemudian mengikutinya dan berturut-turut, yang lain bisa melihat Aslan seiring
tumbuhnya keyakinan mereka akan pimpinannya, malah dihilangkan. Kisah indah
saat Caspian sejak awal memang percaya pada Narnia dan Aslan ternyata nggak ada
juga.
Tapi apakah kisah ini mirip kita? Sering kita seperti itu khan?
Lebih percaya apa yang kita lihat dan bisa kita pegang dibanding sesuatu yang
tak terlihat.
Tak semua bisa masuk dalam sebuah film 2 jam memang tapi perubahan
tajam seperti itu tentunya sangat mengganggu. Satu-satunya yang menghibur
adalah karakter Edmund dan Lucy. Well overall sih filmnya sangat bagus tapi
kalau anda penggemar buku Narnia, filmnya jadi mengecewakan.
Sumber : http://simplyvie.com/2008/05/24/the-chronicles-of-narnia-prince-caspian/